SALATIGA – Puluhan siswa SD Muhammadiyah Plus Kota Salatiga dibuat terkesima dengan kehadiran Hamako, perempuan aktivis kebudayaan asal Jepang yang datang bersama dosen Pusat Studi Jepang UNS Solo, Dr Suciati, Jumat (23/8). Hamako datang membagikan pengalaman keterampilan tradisional Jepang yakni seni origami atau melipat kertas.
Tentu saja Belajar origami dari pakarnya langsung warga Jepang akan lebih menarik daripada diajarkan orang lain.Syifa, salah satu siswa mengaku senang bisa belajar oriami dari orang Jepang. Terlebih Hamako sengaja mengajarkan origami terbaru yang belum diajarkan. ”Bentuk mainan yang dibuat ini lebih menarik. Tidak seperti biasanya diajarkan teman dan guru,” ujar Syifa.
Dengan bahasa Indonesia yang kurang fasih, Hamako berusaha memberikan penjelasan tahapan membuat sebuah bentuk. Dia bisa berbahasa Indonesia karena pernah lima tahun berada di Indonesia mendampingi suaminya yang bekerja di Toyota. Sekembalinya ke Jepang dia aktif di bidang sosial serta kebudayaan, dan akhirnya bisa kembali ke Indonesia.
Berbagi Pengalaman
”Ayo mulai dari melipat ujungnya, lalu kedua ujung ditemukan,” ungkap Hamako kepada salah satu siswa. Dr Suciati dari Pusat Studi Jepang UNS mengatakan, pihaknya menjalin kerja sama dengan beberapa sekolah termasuk SD Muhammadiyah. Hamako selama ini dikenal sangat menguasai origami sehingga ketika berada di sekolah-sekolah diminta berbagi pengalaman. Origami dianggap sebagai bentuk keterampilan yang sangat mendukung pendidikan kreativitas anak, kemampuan kognitif, psikomotorik, dan lainnya. ”Yang jelas banyak manfaat origami dalam bidang pendidikan sehingga Pusat Studi Jepang UNS ikut menyebarkan keterampilan itu ketika berkunjung ke sekolahsekolah,” kata Suciati.
Kepala SD Muhammadiyah, Sutomo MAg menjelaskan, banyak pengalaman siswa dari kegiatan tersebut. Kerja sama di bidang lainnya guna membantu pengembangan berpikir anak akan terus dilakukan.