SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga targetkan satu semester alquran untuk siswa kelas satu. Program ini adalah implikasi dari program Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah yang mencanangkan SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga sebagai mercusuar sekolah dasar di Jawa tengah. Dalam upaya untuk mewujudkan ketercapaian program tersebut, SD Muhammadiyah (Plus) mendatangkan Iwan Rustiawan dari Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus AMM Yogyakarta untuk melatih seluruh tenaga pendidik SD Muhammadiyah (Plus) dan IMM Kota Salatiga yang menjadi pengajar iqra. Sutomo (kepala sekolah) menyampaikan “Pertama kita maksimalkan setiap siswa kelas satu sudah lancar membaca alquran, setelah itu di kelas atas siswa kita genjot untuk kemampuan akademiknya.”
Dalam acara yang diadakan pada hari Sabtu (23/7) ustad Iwan menyampaikan cara mengajar iqra dengan metode IQRA KIBAR. Beliau juga mengutarakan dalam mengajar iqra harus diimbangi dengan kemampuan komunikasi dari pengajar. “Iqra kibar terdiri dari tiga buku A, B, dan C. Setiap bukunya terdapat 38 halaman dan dapat diselesaikan dalam waktu satu bulan setiap bukunya dan tidak meninggalkan kaidah membaca alquran tentunya” jelas Iwan dalam penyampaian materi. Metode iqra kibar mulai diperkenalkan di Yogyakarta pada tahun 2004 dan pada tahun ini mulai digunakan Malaysia untuk pendidikan alquran di negaranya.
Sebetulnya SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga telah dua kali melakukan wisuda iqra setiap akhir semester satu, namun setelah dikoreksi masih ada beberapa siswa yang belum tuntas iqra saat wisuda. Inisiatif dari kaur ismuba mengadakan pelatihan cara cepat dan fasih belajar membaca alquran untuk mendukung program yang telah dilaunchingkan.