sdmpsalatiga.sch.id Salatiga – Siswa kelas 1 SD Muhammadiyah diajak untuk bermain sambil belajar (fun learning). Sebanyak 192 siswa kelas 1 dibekali karakter cinta lingkungan dengan memanfaatkan limbah botol bekas.
Dunia pendidikan memiliki tugas dan peran yang sangat strategis dalam menanamkan budaya cinta lingkungan hidup. Gerakan peduli lingkungan di sekolah dapat diawali dengan perilaku-perilaku sederhana. Peserta didik perlu diajarkan, dibiasakan, dilatih secara konsisten sehingga lambat laun dapat menjadi budaya peduli lingkungan di sekolah.
Pendidikan cinta lingkungan yang diterapkan di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga dari mulai kelas 1 siswa-siswi dibiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Kali ini tim guru kelas 1 mencoba dengan cara yang berbeda, siswa-siswi diajak untuk memanfaatkan botol bekas menjadi mainan boneka jari.
Botol bekas minuman yang biasanya dibuang mencoba dimanfaatkan agar lebih berguna. Benang wol, isolatif, dan kain flanel menjadi bahan tambahan supaya boneka jari nampak lebih indah. Dimulai dengan menempelkan isolatif ke botol, lalu melilitkan benang wol ke botol yang telah diberi isolatif tadi. Setelah seluruh botol tertutupi oleh benang wol, botol siap diberi pernak pernik sesuai karakter yang diinginkan. Diakhir kegiatan salah seorang siswa dimintan untuk maju bercerita menggunakan hasil karya mereka.
Sekretaris Forum Guru Muhammadiyah Jawa Tengah Sutomo menyampaikan, “kegiatan ini merupakan perwujudan visi misi SD Muhammadiyah (Plus) Kota Salatiga. Mimpi kami siswa-siswi SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga dapat menjadi duta cinta lingkungan di keluarga mereka masing-masing,” ungkap penerima Satya Lencana Pendidikan tersebut.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa arah dari kegiatan tersebut ialah supaya siswa-siswi dapat memanfaatkan barang bekas menjadi mainan. Bukan hanya itu dengan membuat boneka jari diharapkan siswa-siswi menjadi lebih antusias dalam membaca buku dan menceritakannya kembali.