Telah banyak prestasi yang telah ditorehkan oleh SD Muhammadiyah Plus Salatiga. Kejuaraan di berbagai bidang berhasil diraih baik oleh peserta didik, siswa, kepala sekolah, maupun lomba yang bersifat lembaga. Ratusan piala berhasil diboyong hingga memenuhi lemari sekolah dalam setiap tahunya.
Dari ratusan kejuaraan tersebut ada satu kejuaraan yang telah lama diidamkan sekolah yaitu bidang inovasi pembelajaran atau biasa disebut Inobel. Lomba bergensi yang dijadikan trademark salah satu indikasi sekolah yang melakukan inovasi dalam pembelajaran.
Kamis, 9 April 2021 menjadi hari yang membanggakan bagi keluarga besar SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga. Sri Walji Hasthanti, M.Pd., guru senior generasi X ini berhasil mewujudkan harapan sekolah setelah dinyatakan sebagai Juara II pada Lomba National Innovative Teacher Competition 2021. Inovasi yang diikuti yaitu bidang Media Pembelajaran dengan judul “Peraga Inovatif PCB Cair untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Sifat-sifat Benda Cair Siswa Kelas II Sekolah Dasar. Lomba ini diselenggarakan Indonesia Science Society (ISS) bekerjasama dengan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA) Kemendikbud.
Peserta berasal dari seluruh Indonesia tanpa dibedakan jenjang pendidikan mulai SD-SMA/SMK. Seluruh peserta yang terdiri kurang lebih 200 orang disaring menjadi 84 yang dinyatakan masuk semifinal. Kemudian disaring kembali hingga tersisa 30 finalis untuk dua kategori yaitu Media Pembelajaran dan Penelitian Pendidikan. Ketiga puluh finalis mempresentasikan karya masing-masing pada National Science Teacher Conference yang dilaksanakan pada 6-8 April yang digelar melalui Zoom Meeting yang dibuka oleh Bapak Enang Ahmadi, S.Pd., M.Si. selaku Kepala PPPPTK IPA Kemendikbud.
Hasil final menyatakan peserta dari SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga atas nama Sri Walji Hasthanti, M.Pd. dinyatakan sebagai Juara II. Ini perupakan hasil yang membanggakan karena sebagai guru kelas mampu bersaing bahkan menyisihkan ratusan peserta lain yang memiliki latar belakang guru Mapel IPA. Bu Thanti sapaan sehari-hari di sekolah menduduki Juara II diapit oleh dua guru SMA di posisi Juara I dan Juara III. Juara I, II, dan III akan dimasukkan pada row model dan peraganya akan dikembangkan oleh PPPPTK IPA Kemendikbud.
Tahapan perlombaan yang panjang dan melelahkan dilalui dengan senang oleh Bu Guru yang sudah dipanggil Eyang Putri kala di rumah. Keinginanya kuat demi mencetak sejarah menjadi orang pertama yang mengangkat tropi juara Inobel menjadi motivasinya.
Cita-cita memecahkan rekor tentu tidak hanya untuk prestice pribadi, diusia yang sudah terbilang tidak muda lagi. Ia menginginkan kejuaraan ini akan menjadi “pembuka jalan” pada lomba-lomba yang serupa di lain waktu. Sehingga akan diikuti oleh generasi “guru muda” berikutnya berbekal pengalaman yang telah didapati. Terjal dan rumitnya jalan pencapaian menjadi guru berharga supaya pendaki berikutnya mempersiapkan diri. Kolaborasi, koordinasi, dan konsultasi dengan siapa saja adalah kunci pendukung keberhasilan selain kemampuan dan kemauan diri. “Selamat datang Trofi Inobel di SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga”.😊