SALATIGA – Memasuki akhir bulan September ini, Penilaian Tengah Semester I (PTS) mulai dilaksanakan di setiap sekolah baik sekolah negeri maupun swasta. Ditengah masa PPKM darurat ini pun, PTS tetap harus dilaksanakan secara daring.
Teknologi yang semakin maju namun harus terhalang dengan adanya masa pandemi ini tentu sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan. Secara tidak langsung, dunia pendidikan pun harus melek internet. Pembelajaran yang biasanya dilaksanakan secara luring kini harus dilaksanakan melalui daring.
Jika biasanya SD Muhammadiyah Plus Salatiga menggunakan Google Form sebagai media pengerjaan soal dan tugas, kali ini secara perdana SDMPLUS menggunakan program Computer Based Test (CBT). CBT merupakan salah satu sistem pelaksanaan ujian yang menggunakan media komputer untuk melaksanakannya. Mulai dari pembuatan hingga pelaksanaannya dilakukan dalam sistem komputerisasi.
Setiap siswa mulai dari kelas 1 hingga kelas 6 melaksanakan tes melalui CBT. Soal dalam CBT diberikan dalam bentuk pilihan ganda. Siswa diberikan waktu selama 90 menit untuk menyelesaikan setiap satu mata pelajaran. Setiap soal yang dikerjakan oleh siswa dibuat acak, sehingga kemungkinan saling membantu antar siswa dapat di hindari.
Untuk dapat mengikuti CBT, siswa mendapat Kartu Tes dimana dalam kartu tersebut berisi akun username dan password. Setiap siswa mendapatkan akun yang berbeda-beda.
“SD Muhammadiyah Plus Salatiga dalam melaksanakan PTS ganjil tahun ini, untuk pertama kalinya kami menggunakan program CBT. CBT yang kami lakukan termasuk dalam CBT From Home , karena pelaksanaannya dilakukan secara daring dengan perangkat komputer pribadi milik siswa.” Ungkap kepala Sekolah SD Muhammadiyah Plus Salatiga, Ainul Huri, M.Pd
“Penilaian tes tengah semester yang dilaksanakan mulai hari Jumat, 17 September sampai 25 September ini dilaksanakan di masing-masing rumah siswa. Tentu saja hal ini sebagai salah satu bentuk kontribusi kami dalam mengurangi aktivitas penyebaran Covid-19, sesuai anjuran dari pemerintah.” Tambahnya.
Sementara itu menurut Endra Gunawan, S.Pd, salah satu guru SD Muhammadiyah Plus Salatiga mengatakan bahwa pelaksanaan ujian menggunakan CBT ini dirasa lebih efisien dan dapat meningkatkan disiplin siswa. “Alhamdulillah, penggunaan CBT ini sangat bermanfaat bagi guru. Dengan menggunakan program ini, kedisiplinan anak lebih meningkat. Karena soal hanya bisa dikerjakan dalam jangka waktu 1 hari saja. Jika sudah berganti hari, soal tersebut akan hilang. Biasanya ada beberapa siswa yang terlambat mengerjakan, tentu saja hal tersebut menghambat kami. Dengan menggunakan CBT ini hampir semua siswa disiplin dan tepat waktu dalam mengerjakan soal” ucapnya.
Sudah saatnya setiap sekolah berinovasi dan mengupgrade sistem ujian dari sistem ujian PBT (Paper Based Test) ke sistem CBT. Sistem CBT sudah banyak dilaksakan di Perguruan Tinggi. Namun SD Muhammadiyah Plus Salatiga merupakan satu-satunya sekolah dasar negri di Salatiga yang melaksanakan PTS dengan sistem CBT.
Sistem ini dikembangkan tentu saja karena memiliki banyak kelebihan. Seperti untuk meminimalisasi kecurangan atau kebocoran soal yang sering terjadi pada saat ujian, mencegah keterbatasan soal, dan kerusakan pada soal. Sistem CBT akan mengurangi biaya pelaksanaan karena tentu tidak diperlukannya mencetak soal dan lembar jawaban dengan kertas, serta mengurangi biaya mengoreksi hasil ujian yang membutuhkan waktu lebih lama.
Selain itu ujian dengan sistem CBT, lebih praktis, lebih gampang dan membuat siswa lebih fokus. Tidak ribet dan lebih hemat waktu karena tidak perlu lama-lama mengisi lembar jawaban, tidak perlu menghapus kalau ada yang salah, tidak adanya kesalahan pengisisan data diri dan kode soal. Terdapat waktu di layar sehingga bisa memaksimalkan waktu yang tersedia.